Ini blog saya di WP dan sangat susah dikelola karena browser tidak mengizinkan ( --)b
I hope I could fix it sooner or later
banyakgaris.wordpress.com
Rabu, 26 Desember 2012
Selasa, 25 Desember 2012
How both Devil and Angel are just the same
Udah nonton Inception? film yang ceritanya mimpi di dalam mimpi di dalam mimpi di dalam mimpi itu. menarik tidak? Jujur kemaren nonton di bioskop, sendirian (behh, this is one of my: Life is Galau Series). Kurang ingat juga alur lengkapnya. Tapi ada hal yang penting dari film ini yang aku sangat ingat dan kutekankan sekali dalam diriku.
Kata-kata Cobb ketika menjelaskan tentang ide:
Sebenarnya ada sebuah kasus. Ini tentang konspirasi, masalah kampus. Ada seseorang yang bercerita kepadaku tentang 'ini itu' di FKIP. Parahnya, i think he's one true person and can be trusted.
Sampai hari ini, sangat sulit untuk menghapuskan apa yang ia ceritakan padaku dari otakku.
Informasi itu terus bercokol di kepalaku dan mulai memancing hal-hal tidak perlu.
Ide, cukup dengan ide. Kita bisa membuat seseorang berganti pendirian.
Karena itu mungkin sistem doktrin itu masih terus subur di zaman sekarang. Aku menolak sistem pendoktrinan karena aku percaya, dalam situasi terdesak manusia hanya akan kembali padai insting hewaninya: mempertahankan kehidupan. Pemahaman itu kukorelasikan dengan kenyataan bahwa manusia sering ditipu manusia lain. Manusia tidak bisa dipercaya, terlebih disaat genting dan tanpa ada harapan. Jikapun ada, maka harus dalam kondisi yang sangat spesial denga ratusan variabel tak tentu. Tapi dalam sistem tertutup, dengan pengamatan a la reduksionisme, maka hal ini lah yang wajar untuk terjadi.
manusia hnaya ingin mehelamatkan dirinya sendiri.
Tapi beberapa orang mencoba menciptakan armada makhluk setengah dewa.
Dan beberapa orang mencoba menciptakan sahabat-sahabat untuk bersalaman di neraka.
Manusia-manusia yang tanpa hubungan biologis yang mereka harap akan dapat berdiri didepan dan dibelakangnya ketika diperlukan.
Bahkan inipun salah satu bentuk bagaimana manusia mencoba menyelamatkan kehidupannya sendiri.
Menurutku penggunaan kata-kata untuk menanamkan ide merupakan hal yang mengerikan. Aku merasa tidak aman dan merasa terancam dengan keberadaan orang-orang seperti ini. Karena apa? Karena kita tidak tahu apa motif seseorang ketika menanamkan doktrin itu. Pribadi kah? Populis kah? Hanya makhluk itu dan tuhan yang benar-benar tahu.
Tapi melindungi diri sendiri dari berbagai informasi di dunia inipun tidak mungkin.
Satu hal yang pasti, manusia harus mempunyai prinsip, sehingga informasi yang masuk, sehingga ide apapun yang tertanam, doktrin apapun yang dipaksa masuk, tidak kan semudah itu tumbuh dan berkembang di media otak seperti tanaman diberi pupuk. Manusia dengan prinsip bisa dibilang seperti lahan yang kondisi ekologisnya sudah terspesialisasi. Manusia dengan prinsip yang kuat mungkin juga seperti lahan tercemar nuklir yang sudah tidak bisa ditanami lagi. Tapi manusia tanpa prinsip adalah tanah surga, segalanya akan tumbuh subur disana.
Beberapa orang mengerti hal ini: para pendoktrin.
And some people, they just oblivious.
Dan aku menolak untuk berada di dalam lingkaran itu: to be true to myself without forcing others to follow my path. Because I'm not a savior and I cannot offer anything.
Even one day I have something to fight for, I will not force them. I'm just telling them the facts and I will see, who is the angel and the devil in this realm.
Dan aku percaya hanya pada kebenaranku.
Kata-kata Cobb ketika menjelaskan tentang ide:
What is the most resilient parasite? Bacteria? A virus? An intestinal worm? An idea. Resilient... highly contagious. Once an idea has taken hold of the brain it's almost impossible to eradicate. An idea that is fully formed - fully understood - that sticks; right in there somewhereLately, I found it unfortunately, true. Idea is dangerous. it can infect you and it cannot be eradicate.
Sebenarnya ada sebuah kasus. Ini tentang konspirasi, masalah kampus. Ada seseorang yang bercerita kepadaku tentang 'ini itu' di FKIP. Parahnya, i think he's one true person and can be trusted.
Sampai hari ini, sangat sulit untuk menghapuskan apa yang ia ceritakan padaku dari otakku.
Informasi itu terus bercokol di kepalaku dan mulai memancing hal-hal tidak perlu.
Ide, cukup dengan ide. Kita bisa membuat seseorang berganti pendirian.
Karena itu mungkin sistem doktrin itu masih terus subur di zaman sekarang. Aku menolak sistem pendoktrinan karena aku percaya, dalam situasi terdesak manusia hanya akan kembali padai insting hewaninya: mempertahankan kehidupan. Pemahaman itu kukorelasikan dengan kenyataan bahwa manusia sering ditipu manusia lain. Manusia tidak bisa dipercaya, terlebih disaat genting dan tanpa ada harapan. Jikapun ada, maka harus dalam kondisi yang sangat spesial denga ratusan variabel tak tentu. Tapi dalam sistem tertutup, dengan pengamatan a la reduksionisme, maka hal ini lah yang wajar untuk terjadi.
manusia hnaya ingin mehelamatkan dirinya sendiri.
Tapi beberapa orang mencoba menciptakan armada makhluk setengah dewa.
Dan beberapa orang mencoba menciptakan sahabat-sahabat untuk bersalaman di neraka.
Manusia-manusia yang tanpa hubungan biologis yang mereka harap akan dapat berdiri didepan dan dibelakangnya ketika diperlukan.
Bahkan inipun salah satu bentuk bagaimana manusia mencoba menyelamatkan kehidupannya sendiri.
Menurutku penggunaan kata-kata untuk menanamkan ide merupakan hal yang mengerikan. Aku merasa tidak aman dan merasa terancam dengan keberadaan orang-orang seperti ini. Karena apa? Karena kita tidak tahu apa motif seseorang ketika menanamkan doktrin itu. Pribadi kah? Populis kah? Hanya makhluk itu dan tuhan yang benar-benar tahu.
Tapi melindungi diri sendiri dari berbagai informasi di dunia inipun tidak mungkin.
Satu hal yang pasti, manusia harus mempunyai prinsip, sehingga informasi yang masuk, sehingga ide apapun yang tertanam, doktrin apapun yang dipaksa masuk, tidak kan semudah itu tumbuh dan berkembang di media otak seperti tanaman diberi pupuk. Manusia dengan prinsip bisa dibilang seperti lahan yang kondisi ekologisnya sudah terspesialisasi. Manusia dengan prinsip yang kuat mungkin juga seperti lahan tercemar nuklir yang sudah tidak bisa ditanami lagi. Tapi manusia tanpa prinsip adalah tanah surga, segalanya akan tumbuh subur disana.
| Pendoktrinan (aku yang baju merah lagi push up ( --)b ) |
Sehingga prinsip sesimpel apapun, tidak dapat ditertawakan walaupun kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata paling tidak koheren, kata-kata paling menggelikan dan paling tidak masuk akal. Sebab pada akhirnya, dalam situasi terdesak, hal itulah yang akan dipegang oleh suatu individu sebagai kayu penuntunnya.
Beberapa orang mengerti hal ini: para pendoktrin.
And some people, they just oblivious.
Dan aku menolak untuk berada di dalam lingkaran itu: to be true to myself without forcing others to follow my path. Because I'm not a savior and I cannot offer anything.
Even one day I have something to fight for, I will not force them. I'm just telling them the facts and I will see, who is the angel and the devil in this realm.
Dan aku percaya hanya pada kebenaranku.
Selasa, 30 Oktober 2012
Jadi, alasan mereka ke luar negeri itu gini loh......
So, here’s the case. Tentang orang-orang hebat di indonesia
kenapa ke luar negeri? Biasany mereka menjawab karena kurang dihargai di negeri
sendiri. Well, is that really all of the excuses. Well I think i found
something. Pemikiran ini ditemukan saat sedang melamun (yeah, i do that a lot,
like... A LOT). Tentang orang-orang hebat di Indonesia yang sekarang ada di
luar negeri. Mereka-mereka yang dikatakan kurang dihargai dan sebagainya. Pemikiran
ini sendiri, ehem, menurut saya, agak sedikit kurang tepat. Kenapa, well, here
is my reasoning:
Coba langsung kita lihat aja kasusnya: Pak Habibie yang
sekarang went overseas. Yak kita semua tahu beliau sekarang ada di luar negeri,
bahwa beliau pernah bikin pesawat terbang dan lainnya. Beliau sangat cerdas dan
sebagainya (dikatakan tanpa bermaksud mendiskreditkan, hanya saja terlalu banyak
pujian untuk beliau, mari kita singkat, sebab bukan itu konteks pembicaraan
kita, olrait?) Selain itu seperti Ibu Sri Mulyani yang sekarang juga lagi kerja
di luar negeri. Nah, selain itu juga banyak ilmuan kita yang kerja di
perusahan-perusahaan luar negeri. Point? Mereka semua cerdas, kompeten, luar
biasa.
Dan Indonesia tidak mengerti bagaimana cara memberdayakan
mereka.
See. Kenapa saya bilang begitu? Mari kita lihat gambaran
umum saja.
Ambillah seorang ilmuan fisika, ia sangat cerdas, dengan
banyak ide di kepalanya, dengan banyak percobaan ilmiah menunggu di wujudkan
melalui tangannya. Untuk itu, mereka perlu pendanaan. Ketika kita bicara
masalah pendanaan untuk hal yang sifatnya eksperimental, tidka hanya di Indonesia,
di dunia ini pun untuk biasa mendapatkan pembiayaan itu, para ilmuan harus
berjuang untuk mencari sponsor yang au mendanai proyek mereka itu. Sudah pernah
baca, ilmuan fisika kuantum di amerika sampai hari ini masih tidak bisa melakukan eksperimennya hanya
karena terhalang dana 20.000 dolar? Jika dibandingkan dengan proyek fantastis
lain di dunia ilmu pengetahuan, 20.000 dolar itu sangat sedikit, tapi karena ‘idenya
dianggap terlalu mustahil’, there he is, eksperimen terhenti.
Di Indonesia,
sampai saat ini, pemerintah perhatiannya sangat kecil sekali untuk hal-hal yang
bersifat pengembangan, discovery,
Mereka lebih mengutamakan peningkatan kesejahteraan yang sifatnya hanya ‘sekarang’
daripada pengembangan teknologi berorientasi ke masa depan yang lambat jalannya
(dan seringnya dianggap tak membuahkan hasil, padahal eksperimen adalah memang
hasil dari try and error). Habislah nasib ilmuan jika mengharap rengkuhan
hangat dari pemerintah.
Kemudian
perusahaan lokal, sejauh ini, wiraswastawan saja hanya sejumlah 3% (CCMIW, I forgot
the exact number. I guess that’s what my lecturer said, I was asleep/daydreaming
at class by the way) dari JUMLAH SELURUH ORANG INDONESIA. Nah, sebagian dari
mereka itu berapa banyak sih yang bisnisnya ke arah teknologi? Nggak pernah
kedengeran ada perusahaan lokal bikin perusahaan henpon, perusahaan
mobil. Sejauh ini paling banter sifatnya ada software. Untuk hardware>>none.
APALAGI FISIKA KUANTUM! Baik.
Mari kita tutup kemungkinan ilmuan kita kerjasama dengan perusahaan
lokal.
Nah, kemana lagi mau nyari sponsor? Terpaksalah kabur ke negara
lain, dengan fasilitas memadai, dengan banyak peluang pembiayaan (dengan
syarat-syarat tertentu yang mengikat tentu saja). Dan itulah, para ilmuan ini
pindah keluar, mengejar mimpinya, untuk melakukan sesuatu yang lebih bagi
dunia.
Kasus lain, udah berapa kali sih, National Geographic tuh ke
Indonesia urusan wildlife dsb. MEREKA NYARI LOH KESINI!!! Dan kita
membengkalaikan semua spesies2 itu begitu saja tanpa ada bantuan untuk
mengembangkan ke arah yang lebih advanced supaya kita bisa lebih merajai apa
yang kita miliki (kembali ke pengaturan anggaran APBN yang lebih mementingkan
urusan perut). Selain itu, tentang global warming. Sampai hari ini, urusan tata
kota itu nggak beres. Bangun aja ruko di mana-mana, sedangkan di luar negeri
mereka memanfaat setiap arsiteknya untuk mulai membuat rumah ramah lingkungan. Misalnya
gimana supaya pencahayaannya maksimal, angin bisa masuk. Nggak cuma kotak2 tok,
isi lampu banyak2 sama AC kenceng2. Udah deh. Jantung dunia ini kerjaannya
makin ke sini makin bolongin ozon aja. Arsitek? Itung aja deh anak SMA yang mau
jadi arsitek lalu dimarahin sama orang tuanya karena ngga dianggap pekerjaan
yang menjanjikan. Nah kan nggak kepake lagi orang pintar cerdas dan kreatifnya
=) (kayaknya makin ke sini makin ngomel, baiklah mari kita sudahi).
Itu baru contoh untuk ilmuan, bidang eksakta, belum lagi
sosial. Nggak berani biacara di bidang ini, soalnya saya emang lebih ngerti kausalitas
permasalahan ilmuan sih.
Ketika kita bicara orang-orang cerdas, mereka pemikirannya
sudah beyond. Kalau kita tidak bisa mengakomodasi, mereka akan berterbangan
seperti elektron bebas, dengan idealismenya mencari apa yang bisa dilakukannya.
Dan sejauh ini, memang negara kita selalu kebingungan ketika memiliki orang-orang
lebih seperti ini, pertanyaannya selalu=mau ditaroh dimana?? Semakin abstrak
keuntungan yang diperoleh, semakin tidak menguntungkan untuk pribadi, semakin
terbengkalailah urusan mengikat elektron-elektron berenergi ini.
Goodbye Beautiful Mind People...... :'(
Selasa, 11 September 2012
Sept 12th, 2012. Morning! Where am I Going??
Yooo!!! It's morning 6.14 in Banjarmasin. So cold and maybe windy (no, i don't open my gordyn to look at the sorroundings, I just make an unimportant guess). Today, I don't have any class, since my senpai are going to held graduation ceremony. Last semester I was in charge to take care of little things in that event, but this year, I don;t take any part, because I need my free time this time!
Maybe today, I'm going to spend some fun times with the girls, it's been so long since the last time we have quality time together. (The song change from One OK Rock's The Begining into Notes'n'Words) So I hope today we could do that. My only worry is that I'm afraid maybe we have class at afternoon. if we actually have class, maybe we'd cance it.
but before all te fun times, I have this promise to accompany one of them, Hesty, to get USG check. We still undecided about where are we going to take the test. If it's directly to the doctor (I need to find what's the english for 'dokter praktek'), maybe we have to do that at night, but if we want to do it morning, we might could take the test at Suaka Insan Hospital. I've already texted her, and waiting for reply.
I need to do my assignment by the way. I have 4 assignments for Plant Physiology and 1 for Animal Physiology. It has to be fun doing it, because there's no point on doing it with bad feeling, right? With fun feeling when doing something, the thing would leave self meaning and I hope that will make me actually remember then matters. (#NP Crazy Moon~Kimi wa Muteki--Arashi).
Mmm, sorede..... Books, I need to find some books and prepared about lesson I wanted to teach for class 11. Maybe, for now that's all.
I wish today is fun. Tanoshii ni narouze!!!
(#NP Believe--Arashi)
Maybe today, I'm going to spend some fun times with the girls, it's been so long since the last time we have quality time together. (The song change from One OK Rock's The Begining into Notes'n'Words) So I hope today we could do that. My only worry is that I'm afraid maybe we have class at afternoon. if we actually have class, maybe we'd cance it.
but before all te fun times, I have this promise to accompany one of them, Hesty, to get USG check. We still undecided about where are we going to take the test. If it's directly to the doctor (I need to find what's the english for 'dokter praktek'), maybe we have to do that at night, but if we want to do it morning, we might could take the test at Suaka Insan Hospital. I've already texted her, and waiting for reply.
I need to do my assignment by the way. I have 4 assignments for Plant Physiology and 1 for Animal Physiology. It has to be fun doing it, because there's no point on doing it with bad feeling, right? With fun feeling when doing something, the thing would leave self meaning and I hope that will make me actually remember then matters. (#NP Crazy Moon~Kimi wa Muteki--Arashi).
Mmm, sorede..... Books, I need to find some books and prepared about lesson I wanted to teach for class 11. Maybe, for now that's all.
I wish today is fun. Tanoshii ni narouze!!!
(#NP Believe--Arashi)
Sabtu, 08 September 2012
Like always, the first post
I've been writing in internet like everyday and most of it are RUBBISH. i have a little too much blog account, 2 in blogger (this one make it 3), 1 in blogspot, 1 in kompasiana, 1 in livejournal, and I managed to let them inactive *innocent face*
I'm trying to be better, and started to make some kind of daily journal. this one i hope, could do it...
If you find this blog, I just want you to know that it mostly contains my blabbering (that's why I named it that way). feel free to conmment, since it just my raw thought. I;m trying to keep myself writing for the next to come. :)
I'm trying to be better, and started to make some kind of daily journal. this one i hope, could do it...
If you find this blog, I just want you to know that it mostly contains my blabbering (that's why I named it that way). feel free to conmment, since it just my raw thought. I;m trying to keep myself writing for the next to come. :)
Langganan:
Komentar (Atom)