Tulisan ini dimaksudkan agar apa yang aku pelajari di biopsikologi secara otodidak ini tidak hilang begitu saja. Sebagai panduan dalam belajar aku menggunakan buku Biopsikologi tulisan J.W. Kalat Edisi 9. Untuk beberapa post ke depan mungkin akan berkaitan obat-obatan yang mempengaruhi kerja otak.
#1 Amfetamin
Amfetamin akan menstimulasi sinapsis dopamin dengan cara meningkatkan pelepasan dopamin dari terminal prasinaptik. Pada umumnya, terminal prasinaptik akan menyerap kembali dopamin yang telah dilepaskan melalui sebuah protein transporter yang disebut transporter dopamin. Amfetamin menyababkan berbaliknya fungsi transporter, sehingga menyebabkan neuron melepaskan dopamin, dan bukannya menyerapnya kembali (Giros, Jaber, Jones, WIghtman, dan Caron, 1996). Amfetamin juga menghalangi reseptor-resptor tertentu yang meninhibisi pelepasan dopamin, oleh karena itu paling tidak terdapat dua cara bagaimana amfetamin meningkatkan pelepasan dopamin (Paladini, Fiorillo, Morikawa dan Williams,2001). Meskipun Begitu, amfetamin memiliki efek yang spesifik. Artinya selain meningkatkan pelepasan dopamin, amfetamin juga meningkatkan pelepasan serotonin, norepineferin dan nerotransmitter lainnya.
Amfetamin merupakan obat stimulan yang hanya bisa di dapatkan dengan resep dokter. Obat ini sempat digunakan sebagai obat mengurangi nafsu makan dan pengontrol berat badan. Selain itu obat ini juga dapat menyebabkan meningkatnya keterjagaan dan fokus berhubungan dengan pengurangan nafsu makan dan kelelahan.
Efek psikologis dalam konsumsinya termasuk euphoria, kegelisahan, peningkatan libido, kesiagaan, konsentrasi, energi, rasa percaya diri, meningkatnya kemampuan sosial, mudah marah, menyerang orang lain, gangguan fisik-mental, gangguan psikomotor, paranoid, dan dalam dosis tinggi menyebabkan hilangnya kesadaran (halusinasi dll).
Efek yang terjadi jika pemakaian dihentikan yakni kelelahan mental, depresi dan peningkatan nafsu makan. Selain itu efeknya juga termasuk kegelisahan, agitasi, tidur yang berlebihan, lucid dream, tidur REM yang dalam dan kecenderungan bunuh diri.
Toleransi terhadap amfetamin terbentuk dengan sangat cepat dalam penggunaannya yang berlebihan (ada kecenderungan untuk adiksi).
Amfetamin bertindak dengan memodulasi beberapa neurotransmitter utama di otak, termasuk dopamin, serotonin dan norepineferin. Aktivitasnya spesifik pada beberapa tempat tertentu di otak, sehingga ada beberapa bagian (reseptor) yang tidak terpengaruh, misalnya reseptor dopamin D2 di Hipokampus.
Zat kimia analognya yang dapat ditemukan di otak beberapanya adalah molekul yang mengatur tingkat kegembiraan dan kewaspadaan (contoh: β-Phenethylamine)
(info diambil dari en.wikipedia.org)
Saya akan berusaha menulis dengan lebih baik lagi, dengan lebih banyak referensi buku. m(_ _)m